Siapa sebenarnya diri kita
Terlalu banyak inferensi
Sampai garis yang jelas
Memburam perlahan
Perasaan selalu labil
Butuh rasional agar stabil
Namun kadang kita berubah
Tanpa sadar, tanpa kabar
Kita yang sekarang
Bukan kita yang dulu
Lingkungan kita penentu
Akan jadi apa diri kita
Dengan siapa kita berkawan
Seperti itulah cerminan
Takdir sudah berjalan
Kita berjalan perlahan
Rasa ini sama dengan lainnya
Sebuah desiran yang mirip ketakutan
Goncangan kegemberiaan
Amukan Kemarahan
Getaran kesedihan
Sendu kerinduan
Terlalu sering kita terlena
Hanya berfokus pada mereka
Sampai lupa diri kita
Bahwa kita patut bahagia
Sebenar-benar bahagia
Tidak tergantung mereka
Terlalu sering kita berkorban
Tuk hal yang bahkan tidak mengindahkan
Hal yang mungkin sedang sibuk
Mengindahkan yang lainnya
Dengan rasional yang sehat
Keadaan kita sungguh tak sehat
Memberilah ketika kita sudah memiliki
Bukan memberi karena ingin diberi
Berapa banyak orang yang terjerumus
Permasalahan yang dangkal ini
Bahkan virus yang cukup mematikan
Kesalehan di masa kepemudaan
Wahai jiwa yang sedang terlena
Kembalilah ke pangkuan
Buang Bung Buang semuanya
Kembalikan pada sang Pemliknya
Agar tidak terlalu dalam
Mereka menyayat nurani yang sekarat
Bertekad dan tawakkal
Dua hal untuk kebahagiaan yang kekal
Tenanglah wahai hati yang sedang rindu
Sesuatu yang merupakan milikmu
Akan kembali ke pangkuanmu
Karenanya janganlah lepas dari fokusmu
Kita tak pernah tau
Apakah keputusan kita terbaik
Tapi kita selalu tau
Apa yang harus dilakukan
Atas pilihan-pilihan kita
Yang tlah terlanjur dipilih
Semoga ini yang terbaik ya
Kamu pantas bahagia
Begitu juga saya dan mereka
Jangan berharap pada manusia
Hanya rasa sakit yang dirasa
Berjuanglah sekuat tenaga
Posting Komentar